Idul Adha Dimaknai Sebagai Wujud Kepedulian Sosial Terhadap Sesama Tanpa Membedakan Suku, Agama Sebagai Wujud Persatuan Bangsa -->

Header Menu

Idul Adha Dimaknai Sebagai Wujud Kepedulian Sosial Terhadap Sesama Tanpa Membedakan Suku, Agama Sebagai Wujud Persatuan Bangsa

Friday, 6 June 2025

 


Bali, Warta Republik. Id
Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah/2025 Masehi oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bali berlangsung khidmat dan sarat nilai kebersamaan lintas umat beragama. Bertempat di halaman Gedung Serbaguna LDII Bali, Padangsambian, Denpasar Barat, Jumat (6/6/2025), ratusan umat Islam melaksanakan Salat Idul Adha yang dilanjutkan dengan penyerahan dan penyembelihan hewan kurban.

Ketua LDII Bali, Drs. H. Olih Solihat Karso, M.Sn., dalam sambutannya menegaskan bahwa momentum Idul Adha dimaknai sebagai wujud kepedulian sosial terhadap sesama tanpa membedakan suku, agama, dan latar belakang. Tahun ini, LDII Bali menerima dan menyalurkan 145 ekor sapi dan 273 ekor kambing, dengan total lebih dari 10.000 paket daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat di seluruh Bali.

“Kami distribusikan kepada masyarakat tanpa memandang suku, agama, dan kemampuan. Inilah semangat kebersamaan yang terus kami jaga dalam bingkai kebhinekaan,” ujar Olih Solihat.


IHal ini juga menekankan bahwa dalam kegiatan kurban ini, LDII Bali bekerja sama dengan desa adat, tokoh masyarakat, serta aparat keamanan termasuk pecalang dan TNI–Polri. “Ini adalah bagian dari tradisi kami, menjaga lingkungan dan hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Simbol penyerahan hewan kurban dilakukan oleh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, kepada Ketua LDII Bali. Dalam sambutannya, tokoh Hindu Bali yang juga Ketua Umum FKUB Indonesia itu mengapresiasi semangat gotong royong umat Islam di Bali.


“Semua umat hendaknya ikut berbahagia, bukan hanya umat Islam. Bahkan yang tidak beragama pun ikut merasakan manfaat dari perayaan Idul Adha,” ujar Ida Pangelingsir.

Ia menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi ngejot, yakni tradisi saling memberi antarwarga lintas keyakinan di Bali. “Tradisi ngejot adalah fondasi kerukunan sejak dahulu. Saya sangat mendukung LDII untuk terus menjadi pelopor pelestarian tradisi ini,” ujarnya.


Menurutnya, pelaksanaan kurban yang dibarengi dengan semangat berbagi tanpa batas adalah wujud nyata Islam rahmatan lil alamin, sekaligus mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia berharap semangat pengorbanan dan persaudaraan yang lahir dari Idul Adha dapat terus dijaga untuk memperkuat persatuan bangsa.

Butet