ADA 2 Faktor orang berfikiir -->

Header Menu


ADA 2 Faktor orang berfikiir

Thursday, 25 February 2021

ADA 2 FAKTOR ORANG BERFIKIR
(untuk memahami pola atau type, yang konstruktif dan yang tidak konstruktif)

faktor 1 (alasan dan bukti)

ADA 3 POLA PIKIR BERDASARKAN ALASAN DAN BUKTI :
1. POLA PIKIR MYTHOS DAN TAHYUL
2. POLA PIKIR PANDIR DAN SAWAUN
3. POLA PIKIR KONSTRUKTIF

POLA PIKIR MYTHOS DAN TAHAYUL
Adalah pola piker yang mengambil keyakinan dan kesimpulan yang tidak memerlukan bukti dan atau alasan. Jadi percaya ya percaya saja walau tidak ada alasan dan atau bukti untuk percaya.
Pola piker mythos dan tahayul terbagi dalam 2 sektor:
Mythos untuk soal ilmu pengetahauan
Tahayul untuk soal agama dan kepercayaan

POLA PIKIR PANDIR DAN SAWAUN

Adalah pola pikir yang mengambil kesimpulan atau mempercayai sesuatu harus terbukti dulu, kalau belum terbukti mereka tidak mau paham. Manusia dengan pola pandir dan sawaun ini tidak dapat diajak memahami suatu konsep atau rancangan, selanjutnya juga tidak peduli terhadap suatu gejala yang akan merugikan karena apapun harus terbukti dahulu. Jadi pandir dan sawaun tidak mengenal atau peduli dengan hypotesa, analisa, dan landasan teory. Bagi mereka adalah suatu kesalahan atau kebodohan percaya atau berpedoman kepada yang belum terbukti, atau percaya kepada hal hal yang tidak terlihat dan dapat diraba.
Pola pikir pandir dan sawaun ini terbagi dalam 2 sektor:
pandir untuk materi kebenaran ilmu pengetahuan, Sawaun untuk materi kebenaran agama.

POLA PIKIR KONSTRUKTIF

Adalah pola pikir yang mempunyai susunan dimulai dari dugaan atau hypotesa, yang ditindak lanjuti dengan analisa (berisi pengukuran dan penghitungan), lalu menjadi landasar teory apabila dalam proses analisa terdapat kecocokan,maka Jadi landasan teory. Dengan landasan teory ini sudah dapat diambil kesimpulan akan kebenaran kajian walaupun belum terbukti, dan dengan landasan teory itu adalah alas an untuk yakin akan kebenaran sebelum dibuktikan.

Pembuktian dalam pola pikir konstruktif adalah pekerjaan akhir, statusnya ada yang perlu dibuktikan dan ada yang tidak perlu dibuktikan, bahkan jangan sampai terbukti atau terjadi kalau yang dikaji suatu hal yang merugikaan dari dugaan atau hypotesa, lalu analisa, ternyata benar dan sehingga memenuhi syarat menjadi landasan teory maka janga sampai terbukti. Berbeda dengan kajian itu hal yang menguntungkan , bila sudah masuk pada tahap landasan teory justru harus segera dibuktikan atau diwujudkan.

Pola pikir konstruktif terbagi dalam 3 sektor:

1. Ilmiah, untuk menyikapi kebenaran ilmu pengetahuan, dengan konstruksi: 1. Hypotesa, 2. Analisa, 3. Landasan teory, + 4 bukti. (hanya di dunia)

2. Mutlak, untuk menyikapi kebenaran agama, dengan konstruksi : 1. Kitab suci (Alquran), 2. Hadits, 3.Ijma ulama,….+ 4 bukti (dari liang kubur sampai akherat).

3. Rasa keadilan dan pendidikan, untuk menyikapi kebenaran hukum (prilaku manusia) dengan konstruksi: 1. Bukti, 2. Saksi, 3. Alibi, ……+ keputusan (dihukum atau tidak, kejadian hanya di dunia ini).

Kesimpulan berpikir adalah menangkap kebenaran, yan berdasarkan sifatnya 3 macam, pola pikir konstruktif ini yakin atau menerima dengan alasan, tidak yakin atau menolak dengan alasan.

Faktor 2 (motivasi beraksi)

Ada 3 Tipe cara berpikir berdasarkan motivasi beraksi:

1. Tipe instan negatif thinking

2. Tipe berhati hati positif thinking

3. Tipe cerdas konstruktif thingking

Tipe instan negatif thinking
Adalah cara berpikir yang dilakukan manusia yang penuh rasa kehawatiran dan ketakutan akan kerugian bila diajak melakukan sesuatu yang baru atau berinovasi dengan alasan belum ada contohnya atau belum ada buktinya, mereka hanya mengerti dan tertarik kalau sudah terbukti. karena keterbatasan wawasan dan daya nalar mereka malas atau tidak mampu menangkap kebenaran ilmu pengetahaun yang apabila direkayasa atau diinovasi akan menjadi teknologi. Mereka tidak dapat mengkaji suatu rancangan inovasi akan menguntungkan atau tidak, bisa jadi atau tidak, mereka cepat mengambil kesimpulan menolak. Jadi mereka mengambil kesimpulan secara instan

Tipe hati hati positif thinking
Adalah cara berpikir yang dilakukan manusia dengan pandangan positive, dan tidak mudah mengambil kesimpulan terhadap suatu yang baru atau inovasi. Mereka menyikapi dengan hati hati sebelum menyimpulkan mereka tidak tertutup untuk mencoba memahami akan suatu inovasi tersebut. Namun apabila kekurangan wawasan dan daya nalar untuk menangkap kebenarannya, mereka mengambil jalan pilihan cerdas yaitu berani mengambil resiko rugi terbatas, dengan konsensinya dapat keuntungan tidak terbatas dari pada untung terbatas dengan resiko rugi yang tidak terbatas.

Jadi apabila mencoba suatu inovasi dan ternyata gagal, maka akan menanggung resiko rugi yang terukur terbatas pada biaya uji coba inovasi tersebut. Tetapi kalau ternyata berhasil maka akan mendapat keuntungan yang tidak terbatas, sebaliknya bila tidak mau mencoba suatu inovasi, padahal sebenarnya akan berhasil, maka ada keuntungan hanya terbatas pada tidak menanggung resiko gagal uji coba. Tetapi sesungguhnya menanggung rugi yang tidak terukur atau terbatas.

Tipe cerdas konstruktif thinking
Adalah cara berpikir yang dilakukan manusia dengan cerdas, dengan menyikapi persoalan ilmu pengetahuan secara ilmiah terhadap hal hal yang baru atau inovasi. Dengan penalaran secara ilmiah manusia berfikir konstruktif ini berani dan dapat mengambil kesimpulan untuk menerima atau menolak karena mereka dapat menangkap kebenaran akan inovasi tersebut dapat berjalan atau tidak, dan dapat terbukti atau tidak akan terbukti. Jadi mereka kalau beraksi atau berbuat karena memahami dan menyadari akan pentingnya dan manfaatnya dari inovasi tersebut. Kalau mereka menolak atau tidak yakin pasti dengan alasan, dan kalau mereka menerima dan yakin pasti dengan alasan.
Jadi pada tipe konstruktive thinking mereka berbuat dengan kesadaran, keyakinan pasti berhasil.