Dukungan Kementerian Kominfo Terhadap Program literasi Digital : Simak Informasi lengkapnya -->

Header Menu


Dukungan Kementerian Kominfo Terhadap Program literasi Digital : Simak Informasi lengkapnya

Saturday 16 March 2024





Dukungan Kementerian Kominfo Terhadap Program literasi Digital : Simak Informasi lengkapnya

Foto : Pemaparan Materi Oleh Bapak Parman,. M.Pd sebagai guru dan dalang wayang kulit





Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Menjadi Pejuang Anti Hoaks di Dunia Digital”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Senin, 11 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bapak Parman, S.Pd., M.Pd., yang merupakan seorang guru sekaligus dalang wayang kulit, serta Ibu Intan Nurlaili, S.Sos., yang merupakan seorang general manager operasional Radio SOLOPOS.

Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.


Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari. 
Foto : Pemaparan Materi Oleh Ibu Intan, S. Sos sebagai General Manager Operasional Radio SOLOPOS




Pak Kharis menyampaikan bahwa hoaks atau yang dikenal dengan berita bohong sudah cukup terkenal dan populer di masyarakat. Namun, sering kali masih banyak masyarakat yang terjebak pada hal ini. Menurut beliau, kita perlu memastikan bahwa pejuang anti Hoaks harus selalu ada. Kita bisa berusaha dengan menggunakan jari-jari kita dalam penggunaan smartphone untuk menjadi pejuang anti Hoaks. Beliau menambahkan bahwa untuk menjadi pejuang anti Hoaks, kita dapat memulai dari kita sendiri untuk tidak mudah percaya dengan berita yang belum valid. Selain itu, kita juga bisa mengingatkan kepada teman atau lingkungan sekitar kita untuk tidak menyebarkan berita yang belum pasti kejelasannya. “Kalau kita mau menjadi pejuang anti hoaks, jangan sampai kita sendiri yang terjebak dalam hoaks”, pesan Pak Kharis sebagai penutup sesi pemaparan materinya. 


Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.


Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Parman, S.Pd., M.Pd. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan bahwa dalam dunia perwayangan kita, perilaku hoaks kebetulan menjadi hal yang banyak dimaklumi hanya karena hoaks itu dilakukan oleh tokoh-tokoh yang terlanjur dipuja sebagai tokoh protagonis. Demikian pun kisah-kisah Fabel yang melegenda. Dari fenomena ini, beliau menambahkan, hoaks dibuat untuk kepentingan cerita hiburan agar tetap menarik, namun yang disayangkan pada saat ini hal tersebut disalahgunakan. “Sikap kita yang bisa dilakukan dalam mencegah hoaks adalah jangan terlalu cepat menyebarkan informasi apabila belum jelas kebenarannya”.


Ibu Intan Nurlaili, S.Sos., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa Indonesia saat ini sedang darurat hoaks. Ada beberapa bentuk hoaks yang disebutkan oleh Bu Intan, yaitu berita palsu, citra palsu, kutipan palsu, rumor, informasi kesehatan yang tidak akurat, dll. Salah satu bahaya dari hoaks yang disebutkan Bu Intan yaitu dapat menciptakan ketidakpastian dan kekacauan. Beliau juga menyebutkan tips dalam mengenali hoaks, beberapa diantaranya yaitu periksa URL dan domain, melakukan verifikasi melalui sumber lain, dan hati-hati dengan pesan berantai. Sebelum menutup sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan beberapa cara untuk menjadi pejuang anti hoaks, yaitu dengan meningkatkan literasi digital, melaporkan saat menemukan hoaks, membangun jaringan dengan pejuang anti hoaks lainnya, serta membudayakan sikap kritis. “Kontribusi kita dalam melawan hoaks sangat dibutuhkan. Mari kita bersama-sama menjadi pejuang anti hoaks agar dunia ini dipenuhi oleh informasi-informasi yang penuh kebenarannya. Mari menjadi masyarakat Indonesia yang cerdas, berpengetahuan serta anti terhadap hoaks”, pesan Bu Intan kepada para peserta sebagai penutup.


Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat tiga pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.