PATI, WARTAGLOBAL.id -- Perjuangan untuk menjadi yang terbaik, terus dilakukan para peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Pati. Salah satunya, peserta cabang kaligrafi, yang berlaga di Aula SMAN 3 Pati, Jumat (26/4/2024).
Di tempat itu, tampak para pemuda sibuk menyelesaikan karya kaligrafi. Sebuah kertas putih dengan tulisan seni Arab yang indah, tergambar menawan. Mereka serius dan cermat, memanfaatkan waktu yang masih tersisa.
“Kurang lima menit lagi waktu akan habis. Segera selesaikan di sisa waktu yang ada,” seru petugas pengawas majelis cabang seni kaligrafi Al-Qur’an melalui pengeras suara.
Salsabila, peserta dari Surakarta mengatakan, pada lomba MTQ ini, ia menghabiskan waktu delapan jam. Dalam waktu yang diberikan tersebut, Salsabila hanya bisa menyelesaikan satu karya kaligrafi.
Ia mengaku sempat bingung saat hendak menyelesaikan karya, terutama saat waktunya akan habis. Namun, Salsabila terus berusaha konsentrasi menyelesaikan karyanya.
“Senang bisa ikut karena dapat pengalaman baru, dapat hal baru yang diketahuinya dalam dunia kaligrafi. Salah satunya kan cara bikin mal, biasanya pakai spons tapi tadi pakai kapas,” ungkap Salsabila.
Ia juga baru tahu jika banyak peserta yang membawa alas sendiri, seperti sarung dan lainnya. Peserta yangb baru kali pertama ikut MTQ ini menuturkan, dalam even tersebut, ia belum begitu optimistis akan mampu menoreh prestasi, mengingat banyak peserta yang dinilainya lebih bagus. Namun, dia tetap bersemangat mengikuti lomba.
Peserta lain, Huda Purnawadi dari Kabupaten Pati, mengaku ia membuat karya kaligrafi berupa naskah wajib dan naskah pilihan, dalam waktu delapan jam. Waktu itu benar-benar dimanfaatkan dengan baik.
“Paling jalan-jalan saat jenuh, yaitu melihat karya orang lain, biar tidak jenuh,” ucap pria asal Gembong, Pati.
Huda menceritakan, ia juga pernah menorehkan prestasi hingga tingkat nasional dan internasional. Bahkan, Huda sudah 10 kali menjuarai event pembuatan seni kaligrafi, mulai dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan lainnya.
“Kalau MTQ, baik provinsi hingga nasional kita dibatasi waktu. Kalau internasional bisa dibatasi waktu hingga berbulan-bulan,” terangnya. (red*)