Polda Jateng Ungkap Kasus Penadahan Motor Transnasional Antar Negara -->

Header Menu

Polda Jateng Ungkap Kasus Penadahan Motor Transnasional Antar Negara

POLTAK
Tuesday, 21 May 2024

SEMARANG, WARTAGLOBAL.id -- Polda Jateng berhasil ungkap kejahatan transnasional tindak pidana penadahan sepeda motor.

Hal ini disampaikan Kapolda Jateng Irjen pol Ahmad Luthfi saat Press Conference di Lobby Mapolda Jateng, Selasa (21/5/2024).

Kapolda mengatakan kasus kejahatan Transnasional tindak pidananya Penadahan Sepeda motor tersebut melibatkan 2 Negara yakni Indonesia dan Vietnam dengan Modus Operandi Tindak Pidana adalah Pengiriman Sepeda Motor tanpa dokumen resmi dari Indonesia ke Vietnam.

“Pelaku mencari kendaraan Sepeda motor Leasing kemudian dibeli dengan harga murah, lalu dikirim ke Surabaya untuk di bawa ke Luar Negeri yang sebelumnya telah dimodifikasi Spedometer dibuat Nol Kilometer seolah kendaraan baru,” kata Irjen Pol Ahmad Lutfi.

Lanjut Ahmad Luthfi, dari kejahatan tersebut telah di amankan 2 tersangka yaitu S (38), warga Kec. Karangawen, Kab. Demak, Jateng dan A (39), warga Kec. Mranggen, Kab. Demak berikut barang bukti 80 unit SPM (Sepeda motor).

Pelaku dijerat dengan pasal 480 KUHP dan atau 481 KUHP kasus Tindak Pidana Penadahan dengan acaman pidana 7 tahun.

Sementara itu salah satu Tersangka S (38) dalam keterangannya sebagai Pemodal mengaku untuk 1 unit kendaraan pihaknya menyediakan dana 17 juta dan mendapatkan keuntungan 1,5 juta setiap kendaraan.

Sedangkan Tersangka A (39) mendapatkan keuntungan 500 ribu dari setiap kendaraan yang di perolehnya dengan cara mencari melalui media sosial Facebook.

“Saya mencari sepeda motor lewat grup Jual beli STNK Only di Facebook dengan keuntungan 500 ribu setiap motor,” ungkapnya.

Di akhir sesi Kapolda Jateng menghimbau kepada Dealer atau Finance maupun Masyarakat yang merasa dirugikan untuk segera melaporkan ke Polda untuk mendapatkan penanganan secepatnya.

“Kepada Finance atau masyarakat yang di rugikan silahkan datang ke Polda untuk mengecek dan segera kita tangani,” pungkasnya.

(eko bhaktianto)