SEMARANG, WARTAREPUBLIK --
Debat pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Tengah kedua berlangsung di MAC Ballroom Semarang, Minggu (10/11) malam, mengusung Tema kali ini ialah Pembangunan Berkelanjutan: Membangun Infrastruktur dan Ketahanan Pangan Jawa Tengah dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat.
Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah Andika Perkasa - Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi - Taj Yasin Maimoen pun beradu gagasan.
Mereka memaparkan visi misi, serta program unggulan untuk menjawab tantangan pembangunan di Provinsi Jateng.
Pantauan Wartaglobal paslon nomor urut satu Andika Perkasa - Hendrar Prihadi datang sekitar pukul 17.00 WIB.
Disusul paslon nomor urut dua Ahmad Luthfi - Taj Yasin Maimoen pukul 17.15 WIB.
Debat dimulai tepat pukul 19.00 WIB. Para pendukung masing-masing paslon mengawali debat dengan adu yel-yel.
Mereka terus bersorak sorai mendukung para pasangan calon gubernur.
Mereka adu yel-yel. Ketika pendukung Andika - Hendi bernyanyi, pendukung Luthfi-Yasin justru bersholawat.
"Rambo-rambo, Jateng Dukung Rambo. Sing liyane rak kanggo,", "Andika Hendi Menang, Andika Hendi menang, Andika Hendi Pemimpin Jawa Tengah," begitulah nyanyian paslon nomor urut satu.
Sementara paslon nomor urut dua bersorak, "Lutfhi - Yasin menang, Luthfi -Yasin menang," serta melantunkan penggalan dari sholawat Badar.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Jateng Handi Tri Ujiono kembali mengingatkan kepada pemilih di Jawa Tengah, mengimbau agar masyarakat selektif dalam memilih pemimpin. Sebab debat ini menjadi metode efektif para paslon untuk berkampanye yang difasilitasi oleh KPU.
"Kami juga sampaikan pada seluruh pemilih Jawa Tengah untuk dapat menyimak dengan baik visi misi pasangan calon. Sehingga bisa menjadi informasi untuk menjatuhkan pilihan (27 November 2024 mendatang)," jelas Handi dalam sambutannya.
*PEMBERDAYAAN UMKM DAN KESEJATERAAN MASYARAKAT*
Segmen pertama, paslon nomor urut dua Luthfi-Yasin mengawali penyampaian visi misi. Mereka mengutamakan pemberdayaan UMKM lokal, sebagai upaya dalam menggerakkan roda ekonomi Jawa Tengah.
Cagub Jateng nomor urut dua Ahmad Luthfi menegaskan komitmennya untuk menyejahterakan masyarakat, terutama para pelaku UMKM, petani dan nelayan.
"Hari ini kami pakai baju batik dari Bu Markonah Salatiga, sepatu kami dari Kendal. Itu semua adalah untuk ngopeni UMKM, ngopeni nglakoni adalah komitmen untuk mewujudkan visi kami Jateng berkelanjutan," jelas Luthfi.
Ketika terpilih menjadi pemimpin Jateng pihaknya pun bakal mempermudah ketersediaan pupuk bagi para petani, serta solar bagi nelayan.
Selaras dengan program Presiden RI Prabowo Subianto, pihaknya juga bakal menghapuskan hutang para petani dan nelayan serta mewujudkan Jawa Tengah yang berkelanjutan dalam segala aspek.
"Berkelanjutan bermakna melanjutkan prestasi bapak Bibit Waluyo dan Ganjar Pranowo. Nguri-nguri warisan bapak Joko Widodo yang selaras dengan Bapak Prabowo Subianto. Kami berkomitmen akan melakukan penghapusan utang petani, nelayan, pelaku UMKM sebagaimana kebijakan yang sudah ditandatangani oleh Pak Presiden RI Prabowo Subianto," tegasnya.
*INFRASTRUKTUR DAN PANGAN*
Sementara paslon nomor urut satu Andika -Hendi justru fokus pada pengembangan infrastruktur.
Cagub nomor urut satu Andika Perkasa menyampaikan kerja keras masyarakat Jawa Tengah, serta peran pemerintah baik di pusat dan daerah hingga tingkat RT RW telah membuktikan bahwa Jateng telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor empat nasional.
Sedangkan dilihat dari indeks daya saing, Jateng menempati posisi kedua terbaik nasional setelah DKI Jakarta.
Andika juga membeberkan Indeks ketahanan pangan Jateng selama lima tahun terakhir telah menunjukkan tren positif.
Pada tahun 2019 indeks ketahan pangan 78,85, dan tahun 2022 meningkat menjadi 82 persen.
"Perkembangan positif ini bisa diartikan perkembangan yang positif dalam perkembangan infrastruktur," ungkap Andika.
Menurutnya definisi dari ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan di Jawa Tengah untuk masyarakat yang mencukupi, baik dari kuantitas dan kualitas.
Kendati demikian masalah pangan tidak hanya di produksi di Jateng, melainkan juga di luar daerah. Sebab itu diperlukan sinergi yang kuat antara masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan di Jateng.
(Tim/Red)