Oleh
: Mudasir Yudin, Komite Pimpinan Pusat Samurai Maluku Utara
OPINI, Wartarepublik.com - Tidak ada pembangunan tanpa pembangunan Desa, dan tidak pembangunan Desa.
"Tanpa pembangunan Pertanian’’(Jacques Diouf).
Sebuah Refleksi catatan luka dinegeri malang nasib petani tersungkur pada pusaran kehancuran belaka, tanah subur digusur serta gundul paksa atas nama infestasi pertambangan eksra aktif semua tidak terlepas dari kepentingan pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah nasiaonal - lokal - regional secara aspek kebijakan publik.
Semua ini tidak terlepas dari problem agraria semakin marak marak terjadi di indonesia terkhususnya prvisinsi Maluku Utara, perampasan lahan secara paksa, penggusuran rumah, penebangan hutan sembarangan, pengusiran masyarakat dari tanah sendiri, hingga melahirkan teror mutilasi pembantaian/pembunuhan di hutan Halmahera, (waci, gotowasi) lalu.
Penangkapan (kriminalisasi) warga adat maba sangaji kian tak kunjung mendapatkan keadilan secara kepastaian hukuam negara maupun dalam persidangan lewat dari kejahatan PT. Poseisien.
Tentunya kita semua tau dan sadar secara seksama bahwa tanpa petani kemajuan pendidikan tidak mumpunyai, infrastruktur, tidak memadai, para sarjana tak menumpuk, mentri, DPRD, Walikota, Bupati, Gubernur, maupun presiden, tidak bisa mencapai kedudukan serta tak mampu menikmati kemewehan dengan megah, mulai dari mobil mewah, rumah mewah, gedung parlemen mewah, semua tidak terlepas dari kontribusi petani pedesaan dan perkotaan sendiri.
Namun lagi lagi petani belum saja merasakan yang namanya makna kesejahteraan kemakmuran dalam negara karena mereka terus dihantui oleh kekejaman pemerintahan prabowo - gibran hanya mementingkan kepentingan segelintir kelompok tersebut (oligarki).
Hingga perlahan lahan petani mulai disingkirkan dari provosi petani sebagai akurium/nafas kehidupan hari ini dan masa depan generasi ke regenerasi esok hari, lantas pala mulai punah, cengkih kelapa mulai gugur, kasbi tidak bisa tumbuh, pisang mulai menegring semua tidak terlepas dari dampak pertambangan pula.
Petani adalah pahlawan sejatih dalam kehidupan yang sengaja dilupakan oleh pemerintah.
Negara - Daerah.’’Saya bangga jadi anak petani kalau anda‘’