
WARTAREPUBLIK.com — Satu tahun perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, termasuk dari Ketua DPC Gerakan Pemuda Marhaenisme (GPM) Kabupaten Halmahera Selatan, Harmain Rusli. Ia menilai, arah pembangunan nasional yang dijalankan pasangan pemimpin tersebut telah menunjukkan hasil nyata dan berpihak kepada kepentingan rakyat.
Menurut Harmain, visi besar menuju Indonesia Emas 2045 kini mulai menampakkan fondasi yang kuat melalui berbagai program strategis yang tertuang dalam Asta Cita, yakni delapan cita-cita pembangunan yang menjadi pedoman utama pemerintahan Prabowo–Gibran. “Asta Cita bukan sekadar dokumen politik, tetapi menjadi panduan moral dan arah kebijakan pembangunan nasional yang menyentuh berbagai sektor kehidupan rakyat,” ujar Harmain kepada wartawan di Labuha, Sabtu (19/10/2025).
Ia menjelaskan, melalui Asta Cita, pemerintah berupaya memperkokoh ideologi Pancasila, memperkuat pertahanan negara, memperluas lapangan kerja, dan melanjutkan program hilirisasi industri yang telah menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Lebih dari itu, kata Harmain, pemerintahan Prabowo–Gibran juga menaruh perhatian besar terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM), khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan, agar generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan global di masa depan.
Delapan misi utama Asta Cita yang menjadi landasan arah pembangunan tersebut mencakup:
1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM, dengan meneguhkan karakter bangsa serta menjamin tegaknya hak asasi manusia.
2. Memantapkan sistem pertahanan dan kemandirian bangsa, melalui penguatan keamanan nasional serta swasembada pangan, energi, air, dan ekonomi kreatif.
3. Meningkatkan lapangan kerja dan infrastruktur, guna memperluas kesempatan ekonomi rakyat.
4. Memperkuat pembangunan SDM melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan kelompok rentan.
5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi dengan menekankan nilai tambah produk dalam negeri.
6. Membangun dari desa dan dari bawah, untuk pemerataan pembangunan serta pengentasan kemiskinan.
7. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, demi pemerintahan yang bersih dan berintegritas.
8. Menjaga harmoni lingkungan dan budaya, dengan menumbuhkan kesadaran pelestarian alam dan toleransi sosial.
“Dari delapan poin Asta Cita tersebut, terlihat jelas bahwa pemerintah menempatkan rakyat sebagai pusat pembangunan. Inilah semangat yang sejalan dengan nilai-nilai Marhaenisme, yakni kemandirian, keadilan sosial, dan keberpihakan kepada kaum kecil,” tegas Harmain.
Ia menambahkan, semangat Asta Cita menjadi napas baru dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri dan berdaulat. Harmain menilai kebijakan pembangunan infrastruktur yang masif bukan hanya membangun jalan dan jembatan, tetapi juga membuka akses konektivitas antarwilayah untuk memperkuat pemerataan ekonomi dan ketahanan pangan nasional. “Di Halmahera Selatan sendiri, dampak pembangunan nasional mulai terasa. Akses transportasi yang semakin terbuka memberi peluang besar bagi ekonomi lokal untuk tumbuh,” tambahnya.
Sebagai generasi muda yang menjunjung tinggi nilai perjuangan Bung Karno, Harmain menyebut bahwa Gerakan Pemuda Marhaenisme memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mengawal program-program pemerintah. “Kami ingin menjadi mitra kritis dan konstruktif bagi pemerintah, bukan sekadar pendukung pasif. Kami akan terus memberikan gagasan yang membangun agar kebijakan nasional benar-benar berpihak pada rakyat kecil,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Harmain juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya di Halmahera Selatan, untuk menjaga semangat persatuan, gotong royong, dan kemandirian ekonomi lokal. Menurutnya, tanpa partisipasi aktif rakyat, visi besar Indonesia Emas 2045 sulit tercapai. “Kemandirian bangsa berawal dari kemandirian desa. Bila desa kuat, Indonesia pun tangguh,” ujarnya.
Lebih lanjut, Harmain menekankan bahwa Gerakan Pemuda Marhaenisme akan terus berperan dalam membangkitkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya nilai nasionalisme dan cinta tanah air. Ia menegaskan, keberhasilan pemerintahan Prabowo–Gibran menuju Indonesia Emas 2045 hanya bisa dicapai jika seluruh komponen bangsa bersatu dalam kerja nyata, bukan sekadar slogan.
“Sebagai anak bangsa, kami wajib mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat. Namun, kami juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengingatkan jika ada kebijakan yang menyimpang dari semangat keadilan sosial,” tutup Harmain Rusli.
Dengan demikian, komitmen DPC Gerakan Pemuda Marhaenisme Halmahera Selatan menjadi bukti nyata bahwa semangat Marhaenisme masih relevan dalam menghadapi tantangan zaman. Bersama pemerintah, mereka bertekad mengawal cita-cita besar Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045, demi terwujudnya bangsa yang berdaulat, adil, dan sejahtera.
Redaksi: wan
.png)