
OPINI, Wartarepublik.com - Maluku Utara saat ini tengah menghadapi berbagai masalah ekologis yang cukup Kompleks. Berikut beberapa contoh masalah ekologis yang terjadi di Maluku Utara:
Kerusakan Lingkungan Akibat Pertambangan:
Aktivitas pertambangan nikel telah menyebabkan deforestasi besar-besaran, degradasi lahan, dan pencemaran lingkungan. Hutan primer seluas 188 ribu hektar telah mengalami deforestasi seluas 26.100 hektare dalam satu dekade terakhir.
Pencemaran Air dan Tanah: Limbah tambang telah mencemari sungai dan tanah, menyebabkan kerusakan ekosistem dan membahayakan kehidupan masyarakat sekitar.
Bencana Banjir: Deforestasi dan kerusakan lingkungan telah meningkatkan risiko banjir di Maluku Utara. Banjir yang terjadi pada Juli 2024 merendam lebih dari 7.000 rumah tangga dan merusak infrastruktur sepanjang 32 kilometer.
Krisis Kesehatan: Pencemaran lingkungan telah menyebabkan peningkatan kasus penyakit pernapasan seperti ISPA, diare, dan gangguan kulit.
Kerusakan Ekosistem Laut: Pencemaran laut akibat limbah tambang telah merusak ekosistem laut dan membahayakan kehidupan biota laut.
Kesenjangan Ekonomi: Keuntungan dari hilirisasi nikel hanya dinikmati segelintir orang, sementara masyarakat lokal mengalami kemiskinan dan kerusakan lingkungan.
organisasi dan lingkungan mahasiswa telah menyerukan pentingnya menghentikan deforestasi dan mengatur aktivitas pertambangan dengan lebih ketat untuk seringkali melakukan demonstrasi, di atas yang di sebut adalah problem ekologis yang hari ini kita hadapi.
Tentu di setiap daerah yang kita tempati di 10 kabupaten kota di wilayah Maluku Utara memiliki problem ekologis yang berbeda, mulai dari dampak pertambangan, sampah, dan juga ekosistem laut.
Tentu dari banyak masalah yang kompleks ini adalah bagian dari rendahnya SDM di tingkatan pemerintah, SDA yang di kerut justru timbal baliknya tidak pada masyarakat setempat, misalnya keuntungan dari dampak pertambangan itu sendiri tidak menyentuh pada standarisasi kesejahteraan rakyat.
.png)