Praktek Kampus untuk Menaikkan UKT Secara Sepihak Tanpa Sosialisasi yang Jelas dan Mempertimbangkan Kondisi Ekonomi Mahasiswa -->

Header Menu

Praktek Kampus untuk Menaikkan UKT Secara Sepihak Tanpa Sosialisasi yang Jelas dan Mempertimbangkan Kondisi Ekonomi Mahasiswa

Admin Redaksi
Friday, 14 November 2025

Oleh: Muhammad Rijwar Pina, Kabid Politik dan Kebijakan Publik, PK IMM FISIP UMMU
OPINI, Wartarepublik.com - Kebijakan dan tindakan, atau budaya institusional yang cenderung mengabaikan, merugikan, atau tidak adil dalam memperlakukan mahasiswa, sering kali memprioritaskan kepentingan birokrasi atau finansial kampus di atas kesejahteraan akademik dan pribadi mahasiswa. 

Kenaikan UKT yang Tidak Wajar yang mana di praktekan Kampus untuk menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) secara sepihak tanpa sosialisasi yang jelas dan tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi mahasiswa, yang mana bisa menimbulkan protes dan kritik keras dari mahasiswa. Dan Kurangnya transparansi dalam pengelolaan dana institusi, termasuk dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI), membuat mahasiswa tidak mengetahui kemana perginya uang yang mereka bayarkan, dan bahkan bisa mengarah pada kasus korupsi di manajemen kampus. 

Adanya perlakuan istimewa terhadap mahasiswa yang memiliki, kekuatan orang dalam (koneksi) dalam hal penyelesaian masalah akademik atau administratif, dibandingkan dengan mahasiswa biasa yang prosesnya dipersulit. yang memang saat ini banyak sekali di praktekan dalam dunia kampus 

Akses pendidikan dan sumber daya yang tidak merata, di mana mahasiswa dari latar belakang tertentu atau program studi tertentu lebih diutamakan. Hal Ini bagi saya menjadi satu kekecewaan yang mendalam Terkait dengan kapasitas intelektual mahasiswa yang mana, jika praktek ini teruss di lakukan maka jangan heran jika mahasiswa sering membuat keributan karena samua mahasiswa mau belajar dan mau merebut panggung seperti itu

Kampus membuat kebijakan penting dalam kehidupan, terkait kurikulum, peraturan akademik, atau fasilitas tanpa melibatkan perwakilan mahasiswa atau menyerap aspirasi mereka secara konkret. Dan juga Pembatasan Ruang Gerak Organisasi Mahasiswa, Adanya intervensi atau pembatasan yang berlebihan terhadap kegiatan organisasi mahasiswa yang seharusnya menjadi wadah pengembangan diri dan penyalur aspirasi. Tetapi di batasi oleh pihak kampus, padahal kita tau bersama bahwa fungsi dan juga tugas mahasiswa bukan hanya sekedar pergi ke kampus dan mengikuti mata kuliah, tetapi jangan lupa mahasiswa itu Rahmat dari Tuhan yang mana memberikan satu kebesaran terhadap mahasiswa agar supaya bisa membantu dan juga memberontak terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan masyarakat,

Saya koma sampai di sini, mungkin ini sedikit pengantar keindahan dan juga Maslah yang Memeng saat ini kita hadapi bersama, ini fakta yang saya temukan di beberapa mahasiswa universitas Muhammadiyah Maluku Utara, saya harap nanti di rektor yang baru ini perakit" seperti itu haruss di hilangkan, jika tidak maka jangan heran bila ada gerakan dari kami,