
Kalbar.WARTAREPUBLIK.com-- Program Revitalisasi Satuan Pendidikan SMKS Muhammadiyah Kabupaten Sintang Tahun Anggaran 2025 diduga kuat mengalami keterlambatan serius. Proyek bersumber dari APBN senilai Rp 2.259.973.000 itu seharusnya memasuki tahap akhir per 3 Desember 2025, sesuai kontrak 100 hari kalender mulai 26 Agustus hingga 3 Desember 2025. Namun hingga 4 Desember 2025, tanda-tanda penyelesaian proyek nyaris tak terlihat.
Proyek yang dilaksanakan langsung oleh Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) SMKS Muhammadiyah Sintang di Jalan Akcaya II No. 18/A, Kelurahan Tanjung Putri, justru memunculkan sorotan tajam dari masyarakat. Publik mempertanyakan apa penyebab pembangunan gedung revitalisasi ini berjalan tersendat dan tak sesuai perencanaan awal.
Seorang narasumber terpercaya berinisial HM mengungkapkan kepada awak media pada Senin (1/12/2025) bahwa sejak hari pertama saja proyek sudah menunjukkan tanda-tanda molor. “Awal pelaksanaan sudah lewat dari jadwal. Tenaga harian sangat terbatas, pekerja kurang memadai. Target 100 hari itu jelas tidak realistis jika manajemen lapangan seperti ini,” ujarnya.
HM menambahkan, hingga memasuki tiga hari menjelang batas akhir pekerjaan, progres di lapangan baru berkisar 75 persen. “Bagaimana mau selesai? Tinggal tiga hari lagi, tapi pekerjaan masih jauh dari tuntas. Ini jelas indikasi ketidaksiapan dan dugaan lemahnya perencanaan,” tegasnya.
Upaya konfirmasi dilakukan ke Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang, Yustinus J, S.Pd., M.A.P., namun ia menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan mengurusi SMA dan SMK. “Itu ranah Provinsi Kalimantan Barat. Kami tidak bisa memberikan keterangan terkait kegiatan tersebut,” tegas Yustinus.
Ketika awak media mencoba meminta penjelasan dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat, Rita HastaRita, S.Sos., M.Si, melalui pesan WhatsApp pada Rabu (3/12) pukul 15.00, tidak ada respons sama sekali hingga berita ini diturunkan. Sikap bungkam ini justru memicu tanda tanya besar: ada apa sebenarnya dengan proyek revitalisasi SMKS Muhammadiyah Sintang?
Minimnya keterbukaan informasi, ketidakjelasan progres pembangunan, hingga absennya keterangan resmi dari pihak berwenang semakin memperkuat dugaan bahwa ada persoalan serius di balik proyek bernilai miliaran rupiah ini. Publik pun menilai seolah ada upaya menutupi fakta di lapangan.
Hingga laporan ini diterbitkan, redaksi masih membuka ruang klarifikasi secara proporsional dan berimbang kepada seluruh pihak terkait, baik P2SP SMKS Muhammadiyah Sintang maupun Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat.
Editor : Muchlisin--Tim WGR
.png)